Kamis, 28 Juli 2016

Jelaskan perbedaan ciri-ciri candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Jelaskan perbedaan ciri-ciri candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Candi adalah bangunan kuno yang mana dibikin dari batu. Candi dipakai sebagai tempat pemujaan, ibadah atau makam rajaraja. Di Jawa Timur terdapat banyak candi yang menjadi peninggalan Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit. Candi yang ditinggalkan dari Kerajaan Singasari antara lain : Candi Jago (Jajaghu) sebagai makam Raja Wisnuwardhana, Candi Jawi sebagai makam Raja Kertanegara, dan Candi Kidal sebagai makam Raja Anusapati. Sedangkan candi yang ditinggalkan dari Kerajaan Majapahit diantaranya adalah Candi Penataran di Blitar, Candi Tikus di Trowulan dan Candi Jabung di Kraksaan. Di Jawa Tengah ada sebuah Candi Gedong Songo, Candi Borobudur dan Candi Mendut. Candi-candi itu adalah bukti dari Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Lama.

Candi Gedong Songo dibuat di masa Dinasti Sanjaya. Candi Borobudur dan Candi Mendut dibuat di masa Dinasti Syailendra, yang mana menjadi tempat ibadah umat Buddha. Candi Borobudur berupa sebuah bangunan terdiri dari sepuluh tingkat. Tingkat paling atas terdapat stupa. Candi ini terletak di desa Borobudur Kabupaten Magelang. Didirikan pada tahun 824 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Samaratungga.

Peninggalan sejarah seperti candi memiliki ciri yang tak sama antara di tempat satu dengan tempat yang lain. Contohnya antara lain yaitu; pertama, Candi-candi di Jawa Timur, yang pada biasanya adalah candi Hindu, bentuknya cenderung langsing. Fungsinya sebagai pemakaman dan pemujaan dewa. Kedua, Candi-candi di Jawa Tengah pada biasanya adalah candi Buddha, bentuknya cenderung tambun. Berfungsi sebagai tempat ibadah.

Pertanyaan : Jelaskan perbedaan ciri-ciri candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur!
Jawab :
Candi  Jawa  Tengah: Candi mempunyai bentuk tambun yang atapnya berundak-undak. Reliefnya tibul dan condong tinggi dengan adanya hiasan lukisan bercorak naturalis. Puncak candi mempunyai bentuk ratna atu stupa. Candi terbuat dari batu andesit. Candi induk terletak di tengah halaman. Candi menghadap ke arah timur.
Candi Jawa Timur: Candi memiliki bentuk yang ramping dan atapnya adalah perpaduan dari tingkatan. Reliegnya timbul sedikit dan hiasan lukisannya memiliki bentuk simbolis bagaikan wayang kulit. Puncak candi memiliki bentuk kubus. Candinya dibuat dari batu bata. Candi induk berada di belakang halaman. Candi mengarah ke bara

Selasa, 26 Juli 2016

Jelaskan Perambatan Bunyi Dari Sumber Bunyi Sampai ke Telingamu

Jelaskan Perambatan Bunyi Dari Sumber Bunyi Sampai ke Telingamu

Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang Cuma bakal merambat ke sebuah medium, yang biasa dikenal juga dengan zat perantara. Bunyi itu selanjutnya bisa diterima oleh telinga atau didengar disebabkan ia lewat terlebih dulu ke sebuah zat perantara yang diantaranya ttd padat atau cair atau gas. Sementara ketika berada di ruang hampa maka tak bakal bisa untuk didengar.

Sementara itu kebanyakan bunyi merupakan penyatuan banyaknya sinyal yang mana ttd gelombang harmonis, namun bunyi murni menurut teoritis bisa untuk diterangkan lewat kecepatan getar osilasi atau frekuensi yang mana dihitung dalam satuan getaran Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi melalui hitunga dlm satuan tekanan suara desibel (dB).

Bunyi yang terdengar itu ketika gelombangnya, yakni getaran di udara atau melalui zat perantara yang lainnya pada akhirnya sampai di gendang telinga. Adapun untuk batas frekuensinya yang bisa ditangkap oleh alat dengar manusia itu diantara dua puluh Hz hingga hingga dua puluh kHz pada amplitudo sejumlah macam kurva responsnya. Bunyi di atas dua puluh kHz dikatakan ultrasonik serta di bawah dua puluh Hz dikatakan sebagai infrasonik.

Suara dari kendaraan kereta api cenderung untuk nyaring bila dibandingkan dengan suara yang keluar dari bisikan, karena bunyi yang cenderung nyaring itu bisa membuahkan getaran yang cenderung tinggi di udara. Adapun untuk kenyaringan suara itu pula memiliki ketergantungan terhadap jarak si penerimanya dari sumber suara asal. Kenyaringan itu dihitun oleh satuan tekanan suara desibel (dB).

Gema
Gema muncul kalau suara yang keluar itu kemudian dipantulkan oleh sebuah permukaan, sebagaimana melalui tebing pegunungan, yang selanjutnya ia datang lagi ke telinga secepatnya sesudah suara yang asli itu didengar. Kejernihan suara yang timbul pada ruangan itu begitu terpengarug dengan bagaimana ia bisa bergema di dalamnya. Suara gema adalah dampak dari suara pantulan yang selanjutnya terjadi penundaan waktu atau (delay line).

Gelombang bunyi tersusun oleh molekul-molekul udara yang bergetar yang berjalan ke suluruh penjuru. Setiap waktu, molekul-molekul itu berdempetan di sejumlah lokasi, dengan begitu dapat membuahkan wilayah tekanan tinggi, namun di sebuah sisi atau lokasi yang lainnya merenggang, dengan begitu ia membuahkan wilayah tekanan rendah. Keduanya dengan bergantian terus bergerak di udara.

Kecepatan bunyi di udara adalah 1.224 km/jam. Ia dapat merambat ketika suhu beserta tekanan udara lebih rendah. Adapun bila udaranya tipis serta dingin yang berada di ketinggian sebelas km keatas maka kecepatannya adalah 1.000 km/jam. Sementara di dalam air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan di udara.

Dibawah ini merupakan sejumlah fase perambatan bunyi sampaididengar ditelinga.
  1. Sumber bunyi yang bergetar bakal mengirimkan getaran itu, yang kemudian dilanjutkan ke otak syaraf pendengaran.
  2. Telinga bakal menerima gelombang yang sudah dikirim itu serta merambatkannya lewat sebuah zat cair di dalam telinga.
  3. Syaraf bakal menerima gelombang itu, yang kemudian ia bakal dikirimkan ke otak.
  4. Otak bakal mengerjakan penerjemahan jenis bunyi lewat memori yang terdapat di dalam otak.