Selasa, 15 Maret 2016

Kebebasan

Bila kita dapat menentukan hidup kita bagaikan sebuah jalan yang kita tempuh sendiri, maka di dalamnya juga terkendung kebebasan kita. Tidak ada artinya untuk membicarakan sebuah jalan hidup bila tidak akan terdapat kebebasan.

Ada kalanya terjadi bahwa untuk kebebasan masnusia diminta bukti dan bahkan bahwa kebebasan disangkal, seperti yang antara terjadi pada Rostand. Terhadap ini seyogyanya kita harus menjawab bahwa seluruh pengalaman hidup kita karena itu menjadi cacat secara pokok, ya bahkan bahwa penagalaman itu sama sekali salah dinilai. Bukankah kita hanya dapat menyangkal kebebasan kita, karena kita bebas? Pertanyaan mengenai dan bahkan penyangangkalan kebebasan merupakan pengukuhan daripadanya. Seandainya saya telah ditetapkan, maka saya pun akan demikian dalam setiap ucapan saya dan ucapan : “saying menyatakan bahwa saya tidak bebas”, kehilangan arti. Dengan kebebasan jadinya hilang pula kebenaran dan manusia kembali dalam kegelapan infrakemanusiaan.

Sebuah computer “yang berbicara” juga kana bisa mengeluarkan suara “saya tidak bebas” dan karena itu bagaimanapun dia tidak berkurang jadi computer, karena dia tidak pernah mempertahankan pendapat sendiri. Dia hanya “berfikir” dan “mengatakan” apa yang telah di programkan baginya. Tanpa kebebasan manusia kehilangan segala ke khasannya, segala identitas. Dia menjadi bagaikan seekor bintang dan menjadi sebuah batu, suatu titik tenaga dan dorongan dorongan transindividual. Maka tidak mungkin lagi untuk berbicara tentang “perbutan perbuatan” saya. Apa yang saya nyatakan dalam hal ini sudah dapat dibaca sang Plotinus tua. Ketiadaan kebebasan tidak dapat di terima, demikian katanya ; “… Karena kita (lalu) tidak lagi menjadi kita dan tak suatu perbuatan pun adalah pekerjaan kita sendiri. Kita tidak lagi berfikir sendiri, dan putusan putusan keinginan kita adalah pertimbangan pertimbangan seseorang atau sesuatu yang lain.. nah, tiap orang harus dapat tetap menguasai dirinya sendiri, dan haruslah ada perbuatan perbuatan dan proses proses pemikiran tersisa, yang dapat disebut milik kita”.

Pada pertimbangan yang baru saja dirumuskan saya ingin mengingatkan sejenak apa yang telah saya katakana tentang “pembuktian” falsafi. Dalam mempertanyakan kebebasan manusia, dalam hal ini dapatkah kita berbuat lain kecuali menunjuk kepada pengalaman asli kita?, tak dapat saya buktikan kebebasan manusia dari tiada, tanpa suatu dasar, suatu keterangan yang menjadi pegangan saya.
Terhadap kebebasan manusia adakalanya memang diberikan argumentasi dengan menunjukan bahwa seorang manusia tidak bisa segala galanya. Tentu saja ini besar sekali. Tetapi dia tak dapat berlaku sebagai keberatan terhadap kebebasan. Selanjutnya ia memang dapat memperinci gagasan kebebasan. Bila kita menyebut manusia bebas, tidakklah ini berarti bahwa ia hidup di semacam negeri ajaib, yang di dalamnya setiap keinginan, setiap pikiran segera dipenuhi. Kebebasan manusia adalah kebebasan menurut keadaan dan kemungkinan kemungkinan yang terbatas.

Manusia dalam pilihan pilihan hidupnya yag bebas luar biasa dibatasi oleh berbagai factor dari luarnya : kelahiran, keluarga, lingkungan, kesehatan, kecerdasan, watak, pendapat pendapat kemasyarakatan dan struktur struktur, dan sebagainya. Sesungguhnya semua fator itu tidak hanya pembatasan pembatasan. Mereka juga menciptakan kemungkinan kemungkinan. Robunsin Crusoe tidak mengalami suatu pembatasan social apapun, tapi dia pun tidak memiliki suatu kemungkinan pun. Tapi bahkan dalam sifatnya yang membatasi factor factor ini tidak melenyapkan kebebasan. Mereka memang membuatya menjadi kebebasan menurut keadaan tapi keadaan yang paling di batasi pun memberikan kemungkinan kemungkinan yang dapat disambut dengan sangat berbeda beda. Tapi keadaan lahiriah tempat kita hidup dapat menyempitkan atau meluaskan kemungkinan kemungkinan kita. Kebebasan bathiniah kita sebenarnya tak dapa disentuhnya. Hokum dan politik hanya berhubungan dengan lahiriah. Ada terdapat suatu inti hakikat dalam manusia yang tak dapat dimasuki untuuk hukum dan politikm demikian pula untuk strktur struktur.

Senin, 14 Maret 2016

Membuat Judul Berita, dan Lead atau Intro

Sebuah berita yang punya nilai berita tinggi sekalipun akan kurang greget dimata pembaca kala tidak diberi judul yang menarik. Judul atau kepala berita atau headline haruslah ditulis dengan bahasa yang singkat, lugas dan menarik. Tidak ada ketentuan baku berapa kata sebaiknya untuk sebuah judul berita. Ada yang mengatakan antara 1-7 kata dan ada yang mengatakan 1-10 kata.

Prinsipnya adalah judul harus singakt dan lugas. Agar lugas, anda dianjurkan sekali agar menggunakan kalimat aktif ketimbang pasif. Anda juga dianjurkan menggunakan nuansa kata kata yang akrab di mata pembaca.

Apa fungsi sebuah judul bagi sebuah berita? Jawabannya bisa beragam, tetapi dengan mengetahui fungsi judul begi sebuah kisah berita, diharapkan anda bisa membuat judul yang lebih menggoda pembaca untuk meeruskan membaca kisah anda. Ada beberapa fungsi judul, yaitu :

1. Judul ingin menarik perhatian
2. Judul ingin menggambarkan kandungan berita
3. Judul ingin meringkaskan isi berita
4. Judul ingin mengesankan pembaca
5. Judul ingin menytakkan pembaca

Mambuat Lead
"news writing always starts with the most imortant fact," demikian ungkap Lynette Sheridan Burnns, penulis buku Understanding Journalism. Lead adalah pembuka kisah berita. Karena itu ia harus memuat fakta yang paling pennting dari kisah berita.

sekali sudut pandang atau persepektif sudah ditetapkan, biasanya penulis berita harus segera melangkah ke tahap selanjutnya, yakni membuat pendahuluan. Lead adalah kalimat pembuka atau kalimat pertama atau peragraf pertama dari sebuah kisah dan bahkan dianggap yang paling penting dari sebuah kisah berita. Lead dalam sebuah kisah berita bisa berfungis untuk :

1. menyatakan hal yang paling penting
2. menarik perhatian
3. merangsang nafsu pembaca
4. pemandu arah jalan masuk ke seluruh bagian berita

Minggu, 13 Maret 2016

Struktur kisah berita

Kalau formulasi penulisan dasar sudah dipahami, selanjutnya tinggal begaimana membuat kisah berita itu agar menarik pembaca. kalau anda membayangkan sebuah kisah berita itu sebuah bangunan, maka akan tampaklah bahwa cerita it merupakan sebuah struktur bangunan kisah dengan bagian bagiannya.

Lalu bagaimana struktur jisah berita kana disusun, akan sangat bergantung pada bagian bagian yang mendukung. Sebuah berita secara sederhana terdiri dari judul, lead/intro, tubuh berita, dan penutup.
Jadi pertama tama yang harus kita lakukan tentu saja membuat judul. Judul atau kepala berita haruslah ditulis dengan bahas singkat, lugas dan menarik.

Kemudian baru lead atau intro. Apa yang dinilai paling penting harus dirumuskan dalam lead. Menulis lead dianggap merupakan bagian tersulit dalam menulis sebuah kisah berita, tetapi sebenarnya ia bukanlah satu satunya. Masaih ada hal lain yang tak kalah pentingnya.
Biasanya nasihat tradisonal bagi para penulis berita pemula adalah menggunakan struktur "piramida terbalik" : mulailah dengan fakta fakta yang paling penting dan teruskan ke fakta yang kurang penting.

Namun tentu saja, kisah berita bukan sekedar daftar atau deretan fakta yang disusun dalam urutan yang menunjukan segi pentingnya. Kisah berita haruslah ditulis mengalir satu demi satu, menyajikan ke ublik unsur unsur fakta yang esensial dan informasi insidental yang diperlukan untuk membuat makna peristiwa menjadi jelas.

Ada sejumlah usnsur berita yang umumnya terdapat dalam sebagian besar kisah berita, dan ada beberapa prektik umum yang biasa di ikuti saat menempatkan unsur unsur ini dalam cerita.
Sebagian kisah mengandung unsur unsur ini

1. Judul
2. Lead
3. Hal hal sekunder dalam transisi yang saling berhubungan
4. Elaborasi tentang poin utama
5. Dukungan terhadapa lead
6. Latar belakang
7. Pengembangan ide utama
8. Perincian/ detail

Dari unsur unsur itu, kisah berita kemudian disusun dan di kembangkan dalam sejumlah pola yang bisa kita bayangkan seperti sebuah struktur bangunan cerita dengan unsur unsur poko dan unsur unsur pendukungnya. Struktur penulisan berita yan paling umum dan dianggap konvensional adalah struktur segitiga atau piramida terbalik

Jumat, 11 Maret 2016

Apa itu berita ?

Sudah banyak pandangan mengenai berita yang dirilis oleh para teoritisi dan praktisi media. Ada yang mengatakan bila NEWS itu adalah informasi yang datang dari mepat penjuru mata angin (N)otrh-(E)ast-(W)est-(S)outh. Berita adalah informasi terkini yang dapat muncul dari mana saja. Ada juga yang mamandang kalau News itu adalah bentuk plural dari new yang berarti baru karena itu berita harus selalu terkait dengan hal hal atau kejadian yang baru yang dianggap menarik.
Terdapat pula yang sudah cukup lama popular di kalangan orang pers. Jika anjing menggigit orang itu bukan berita, tetapi jika orang menggigit anjing itu baru berita. Ungkapan itu sesungguhan pertama kali keluar dari Charles Anderson Dana (1882).

Tapi menurut Mahbub Djuanidi seorang kolumnis kawakan, “berhubungan jarang sekali ada lelaki menguber dan menggigit anjing, apa itu artinya Koran mesti kosong ? tentu saja tidak. Masih banyak hal yang sama menariknya dengan kejadian itu”.

Lagi pula bukanlah anjing menggigit orang bisa juga jadi berita, kalau yang digigit itu adalah selebritas, atau orang penting dan terkenal seperti presiden atau mungkin ada para pejabat atau orang terkenal yang digigit anjing? Kalau menunggu mereka digigit anjing, kapan berita akan muncul?.
Sebuah berita layak diangkat sebagai berita karena ia dopandang mempunyai nilai berita. Semakin tinggi nilai beritanya semakin layak ia diangkat sebagai berita. Menarik tidakn ya sebuah kejadian atau peristiwa untuk diangkat sebagai berita akan sangat beruntung pada berbagai factor.

Peristiwa peristiwa dan situasi situasi tertentu bisa dipandang layak berita karena umumnya hal itu mempunyai karakteristik, seperti berikut ini. Tentu saja tidak semua kisah berita akan memiliki semua kualitas ini, namun semua kisah berita bisa dipastikan akan memiliki beberapa diantara cirri cirri itu.

Dari persefetif surat kabar
1. Berita itu tidak biasa
2. Berita itu baru
3. Berita itu menginformasikan dan menjelaskan dengan cepat
4. Berita itu memiliki daya tarik yang luas dan umum
5. Berita itu local
6. Berita itu memiliki dampak
7. Berita itu menarik
8. Berita itu tepat pada waktunya
9. Berita itu dekat
10. Berita itu informasi
11. Berita itu konflik
12. Berita itu tentang manusia
13. Berita itu melibatkan orang terkenal
14. Berita itu mengejutkan

Dari persepektif Majalah
1. Berita itu adalah terkait dengan kepentingan majalah
2. Berita itu melibatkan kepentingan orang terkenal
3. Berita itu menghibur selain menginformasikan dan menjelaskan

Dari pesepektif Broadcast
1. Berita itu visual
2. Berita itu hidup
3. Berita itu local (atau nasional dan atau internasional bagi berita jaringan)
4. Berita itu personal
5. Berita itu melinatkan orang terkenal

Selasa, 08 Maret 2016

Kebebasan dan Etika dilihat dari pendirian individual

Biasanya orang menganggap bahwa filsafat membicarakan pengertian pengertian yang langka dan abstrak, renungan renungan halus diliputi awan, teori teori yang jauh terpisah dari kehidupan yang kongkret. Apa yang sebenarnya demikian menurut akal sehat adalah yang kongkret seperti yang “dan kini” hanya merupakan petunjuk dan tidak berkata apa apa tentang yang ditunjuk.

Seperti acap kali dipakai, kata kata ini hamper sama saj denan tidak menyatakan apa apa. Tapi apa bila kita mulai merenungkannya, kata kata sederhana ini jadi mengandung rahasia. “sini” berarti kebutuhan manusia, pendirian saya yang berlaku di dunia, “kini” berarti kesementaraan saya, penempatan saya dewasa ini dalam waktu. Apa yang penting dalam hal ini bagi kita adalah “kekinian” manusia. Saat kini bukanlah suatu keaadaan tertentu jarum jarum jam, tetapi kekinian hidup kita, kekinaian yang dalamnya kita hidup, atau kekinian yang kita berada. Bahwa kita selalu kini dan berada dalam saat kini, pasti merupakan aspek hakiki dan diperlukan dari pengalaman manusiawi. Tanpa waktu tak dapatlah saya memikirkan diri saya.

“kekinian” adalah suatu saat dari suatu jalan kehidupan –jalan yang kita rintis sendiri, dalam setiap saat kini tersimpul masa lampau kita dan masa depan kita, tapi masing masing caranya sangat berbeda dan dalam hubungan yang senantiasa berganti. pada orang orang muda masa lampau singkat dan masa depan yang tersisa mudah mudahan masing panjang. Pada orang tua masih tersisa sedikit masa depan, tapi hidup telah hamper masa selesai. Masa lampau lalu tiada mungkin kembali, tapi selaku yang lalu masih senantiasa nyata hadir. Ini adalah bagian telah teretentu dari hidup kita, yang tersimpan dalam mas kini dan dalamnya merupakan suatu beban dan suatu kekayaan. Masa kini adalah hasil masa lampau. Sebaliknya masa depan kita masih belum, namun bagaimanapun sudah hadir dalam masa kini sebagai wawasan, rancangan, dugaan, kekhawatiran dan harapan.

Saat kini jadinya mempunyai 3 dimensi: masa lalu, masa kini dan masa depan, yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain. Tidak ada “kini” tanpa masa lampau dan masa depan, dan tidak ada artinya untuk menjadikan manusia ke kininya yang sekarang. Bahkan tak ada artiny untuk menjadikan seorang manusia ke masa lampau, menjadikan dia masih sampai kini.

Bila setiap kehidupan merupakan suatu saat dari suatu jalan, maka hal ini berarti bahwa tidak ada suatu saat kehidupan pun dapat atau boleh dinilai sama sekali terpencil. Tiap perubahan, tiap periode dalam hidup saya barulah memperoleh artinya yang sebenarnya (dan jadi apa adanya) dalam keseluruhan hidup saya. Dua orang sahabat yang sekali bertengkar, bukanlah tukang recok. Dua orang yanga bertengkar yang sekali berdamai, tidaklah saat itu menjadi petengkar. Karena itu, selama kita hidup, sedikit banyaknya kita mempunyai pengaruh pada masa lampau kita. Bila tiap tindakan, setiap saat kehidupan harus dinilai dalam konteks keseluruhan hidup saya, maka kita masih selalu menguasai konteks penafsiran selama kita hidup. Karena itu kita memang tidak dapat menghapus masa lampau kita sendiri, tetapi sesungguhnya dapat menentukan arti selanjutnya. Siapa yang selama yang selama hidupnya menjadi penganut “stalin”, dalam usianya yang delapan puluh tahun masih dapat bertobat, sehingga masa lampau yang stalinistis memperoleh arti lain ketimbang bila dia sampai akhir hayatnya tetap berada dalam keyakinannya.


Bila hidup merupakan sebuah jalan yang berakhir dengan mati, maka pertanyaan yang mendesak kuat sekali ialah apakah jalan itu memang atau tidak tanpa tujuan. Mati memang akhri, tapi pasti bukan tujuan akhir, apakah hidup kalau begitu jalan tanpa tujuan?. Pertanyaan ini akan dibicarakan lagi.